YOGYAKARTA, KOMPAS.com —
Prasasto Satwiko, profesor yang juga guru besar Fakultas Teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), memang "kencang" menyuarakan
manfaat bervegetarian.
Setumpuk "nada sinis" plus
menggoblok-goblokkan, sekaligus "nada setuju" sudah biasa didapat.
Mengapa dia sangat bersemangat memberi pemahaman tentang pentingnya
orang bervegetarian? Jawabannya simpel tapi cukup untuk mengajak para
ilmuwan lain, berpikir.
"Tugas saya sebagai ilmuwan adalah
menyuarakan kebenaran berdasar data ilmiah yang ada, dan seperangkat
logika yang transparan, serta mengusulkan pemecahan masalah. Walau itu
sering tak sesuai harapan masyarakat. Dalam benak masyarakat, makan
daging itu
kan enak,
kok disuruh mengurangi konsumsi
daging?" kata Prasasto, Koordinator Pusat Studi Energi UAJY yang juga
dosen teladan se-Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) V
Provinsi DIY tahun 2001.
Menurut dosen yang sekarang sedang tugas
meneliti di University of Adelaide (Australia) ini, industri daging
jelas merusak lingkungan plus boros energi. Dampak daging juga jelas
merusak kesehatan. PBB pun telah melaporkan bahwa peternakan ikut andil
merusak bumi dan mendorong pemanasan global.
Negara lain "berlari
ke depan" menyuarakan vegetarian, tapi Indonesia "berlari ke belakang"
karena malah menggencarkan peternakan. Daging, termasuk ikan,
"didewakan" dan menjadi santapan ekslusif, berharga mahal, yang
dipercaya membuat kuat. Tapi kenyataan, penderita kolesterol, darah
tinggi, stroke, jantung, pasti sudah atau setengah "divonis" akibat
kebanyakan makanan berlemak (baca:daging dan jerohan) dan kurang makanan
berserat (baca: sayur dan buah). Tidak percaya, silakan dicek.
"Kalau
saya ditanya mengapa saya kencang menyuarakan vegetarian, jawabannya
adalah karena saya ilmuwan. Ilmuwan mesti menyuarakan fakta, jangan
menutupi fakta. Jika ilmuwan menutupi kebenaran fakta, jika ilmuwan
tidak setia dengan kejernihan berpikir, terus siapa lagi yang akan
memperingatkan masyarakat tentang bahaya daging? Para ilmuwan dan ahli
gizi, saya tunggu suara Anda untuk berani memaparkan bahaya daging
sebelum semuanya terlambat dan bumi makin rusak," ujarnya.
Mengutip
kata-kata Ilmuwan brilian kelas dunia, Albert Einstein, barangkali
bisa menjadi permenungan. "Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi
kesehatan dan kelangsungan kehidupan di bumi, kecuali evolusi manusia
menjadi vegetarian" begitu kata Einstein.
Murdijati Gardjito,
profesor di Fakultas Teknologi Pertanian UGM, beberapa waktu lalu juga
mengimbau masyarakat mesti mulai banyak mengurangi konsumsi daging, demi
kelestarian lingkungan, demi kesehatan, dan demi agar dunia terhindar
dari ancaman bahaya kelaparan.
Hmm, nah, para ilmuwan Indonesia, suara anda dinantikan....